Sunday, 28 December 2014

Wahai Para pengejar IPK Tinggi


Apakah IPK adalah faktor sukses masa depan?

Jawabannya : “Ya, betul.”

Dan jawaban yang lebih lengkapnya adalah: “Ya, betul. IPK adalah faktor sukses masa depan nomor sekian.”
Dari obrolan dengan puluhan rekan yang saat ini sudah menduduki posisi manajerial di berbagai industri/perusahaan kelas nasional/internasional, faktor-faktor utama lain yang menduduki peringkat diatas faktor ‘IPK Tinggi’ adalah:

Leadership
Communication skill (dalam bahasa Indonesia dan bahasa internasional/English)
Sales skill
Conflict management skill
Teamwork
Attitude & kemampuan membawa diri
Kejujuran
Kemampuan membangun network & pertemanan
Presentation skill
Project Management Skill
Apa fungsi IPK?

IPK sangat berguna diawal ketika mencari kerja. IPK akan menjadi pertimbangan penting oleh tim rekruitmen pegawai. Setelah itu, pada tes psikologi, tes wawancara, dan kalau sudah diterima kerja, maka perjalanan karir dan kesuksesan seseorang akan sangat tergantung dari 10 aspek diatas.

Pertanyaannya, kalau IPK-nya jeblok apakah bisa sukses? Misalnya IPK dua koma sedikit. Yup, betul sekali, kalau IPK rendah juga akan kepayahan. Kalau IPK serendah itu, akan menggambarkan rendahnya kualitas tanggung jawab mahasiswa terhadap mata kuliah yang diambil, terhadap hidup dan masa depan. Lalu bagaimana nanti akan bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan perusahaan kelak?

Ya, sebaiknya IPK itu minimal 3,0. Jaman sekarang nilai E dan D sudah jarang diobral oleh dosen-dosen di perguruan tinggi. Beda pada jaman dulu, sekitar 20 tahun silam. Seorang mahasiswa bahkan bisa mengulang mata kuliah sampai belasan semester, untuk mendapatkan nilai C.


IPK hampir 4,0 keringat dingin bercucuran waktu presentasi

Ada sebuah cerita dari salah seorang rekan yang saat ini menjadi manajer sebuah industry otomotif terkemuka di Indonesia. “Kita pernah dapat pegawai baru IPK-nya sangat tinggi mendekati 4. Lalu kita beri tugas untuk memimpin tim yang terdiri dari beberapa pegawai yang lebih tua dari dia. Apa yang terjadi? Tidak terjadi komunikasi yang baik antara dia dengan anggota tim, karena dia tidak bisa ‘menundukkan’ rekan-rekan setim. Ketika harus presentasi, keringat dingin bercucuran dari keningnya padahal di dalam ruangan ber-AC yang semua pada kedinginan”.

Selanjutnya, menurut rekan saya tersebut, tak lama kemudian si pegawai baru tersebut tidak meneruskan bekerja di perusahaannya. Cerita dan kisah lain sebenarnya banyak. Seperti pada proses rekruitmen dosen pada sebuah perguruan tinggi, ada pelamar yang memiliki IPK 4,0 lulusan dari sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Yang diterima justru seseorang yang IPK-nya jauh dibawahnya. Karena ketika tes wawancara dan psikologi, si pemilik IPK 4,0 dianggap tidak mampu bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan rekan kerjanya.

Berdasarkan penemuan The Atlantic terhadap dokumen yang dirilis oleh FBI terkait President’s Export Council NeXT tahun 1991, GPA (Grade Point Average) Steve Jobs semasa sekolah hanya 2,65 (nilai tertinggi 4).


Waktu dihabiskan buat menajamkan IPK, mengorbankan waktu mengembangkan softskill

Bagi para mahasiswa yang masih mendewa-dewakan IPK. Waktu dan konsentrasi anda akan habis terserap untuk menajamkan IPK yang sudah tajam. Tiada waktu lagi untuk berorganisasi, bersosialiasisasi, berinteraksi dengan masyarakat. Padahal mahasiswa butuh pengalaman berdiskusi dan berdebat dengan teman-teman dari lain prodi, dari lain jurusan, atau bahkan lain fakultas.

Kurikulum di perguruan tinggi sekarang seharusnya sudah mulai berubah. Mata kuliah softskill dan pengakuan terhadap prestasi di luar akademik harus segera direalisir. Kegiatan internasional juga harus bisa diadopsi/direkognisi di dalam transkrip nilai.

Terlalu terobsesi pada IPK tinggi: Karakter individualistis

Kekuatan masa depan seorang mahasiswa adalah bagaimana dia saat ini bisa membangun network pertemanan sejak masih muda. Kenal dan saling tukar kartu nama tidak cukup untuk membangun keintiman. Harus dilalui dengan melakukan sesuatu bersama-sama sehingga akan muncul perasaan suka-duka bersama yang akan kekal hingga akhir jaman. Organisasi mahasiswa merupakan salah satu peluang untuk membangun pertemanan yang kekal.

So, mulailah segalanya sejak masih muda. Your future will be based on what you are thinking and what you are doing now

No comments:

Post a Comment