Uang dan kepemilikan materi kerap jadi
patokan bagi keberhasilan seseorang di dunia. Saat seseorang
punya rekening yang gendut dan bisa
hidup layak, orang-orang di
sekeliling akan
menganggapnya sebagai orang
yang berhasil. Begitu pun sebaliknya, ketika kantung seseorang tipis hingga tak bisa
hidup mewah — orang di sekitar melabelinya sebagai pribadi yang tak sukses.
Maka wajar rasanya jika
kita sering khawatir pun cemas karena masalah uang. Selalu was-was saat harus berurusan
dengan urusan mata uang pembayaran
yang satu ini. Tapi tahukah kamu,
kecemasan atas uang tersebut sebenarnya
tak akan
membawamu ke manapun? Kenapa dan bagaimana cara mengatasinya?
1. Ketahuilah Bahwa “Masalah” dan “Kecemasan” Adalah Dua Hal yang Berbeda
Saat kita ketar-ketir
karena urusan materi, kita kerap
merasa bahwa ada yang salah dengan kondisi finansial kita saat ini. Tabungan kurang banyak, ada angsuran wajib
yang harus dibayar, sampai ketakutan cadangan uang tak
mencukupi hingga akhir bulan. Kenyataan
bahwa masalah dan kecemasan adalah
2 hal yang berbeda kerap luput dari
pertimbangan.
Setiap rasa cemas datang, jangan langsung mempercayai tipuan otak bahwa
sedang ada masalah dengan kehidupan finansialmu. Teliti dulu dengan
seksama. Cek kondisi rekening, perhitungkan pemasukan dan pengeluaran, pertimbangkan skenario terburuk yang mungkin datang. Jika tak
ada yang mesti dikhawatirkan, kenapa harus menghabiskan waktu dengan cemas?
2. Tumpahkan Kecemasanmu, Tuliskan Mereka Dalam Sebuah Jurnal
Rasa cemas
yang berkecamuk di kepala kadang jadi lebih
bisa diatur saat ia dituliskan. Dengan menggerakkan tangan dan menulis, secara
tidak sadar otak kita sebenarnya
sedang berusaha menyusunnya ke dalam keping-keping yang lebih sistematis. Maka dari itu,
setiap kecemasan soal uang datang
— ambil pena,
buka jurnal, kemudian tuliskanlah kecemasan yang kamu rasakan sesuai dengan urutan.
Cara ini
bisa membuatmu lebih tahu hal
mana yang benar-benar merupakan hal yang layak dicemaskan dan mana yang bukan.
Menuliskan kecemasan juga membuatmu merasa lebih punya
daya untuk mengatasinya. Saat kamu bisa menuliskan
dan mengurutkan masalah sesuai urjensinya, berarti kamu juga pasti
bisa menemukan solusinya.
3. Perhitungkan Pengeluaran Tak Terduga Di Awal Tahun Agar Dana Cadangan yang Kamu Sisihkan Tiap Bulan Cukup Untuk Menutupnya
Disadari
atau tidak, pengeluaran yang sering jadi biang keladi
saat kita miskin mendadak adalah berbagai pengeluaran tak terduga. Hadiah untuk kawan dan
sanak saudara yang baru menikah, biaya
perawatan kerusakan mobil dan rumah,
hingga dana
kesehatan yang tak bisa diprediksi kapan datangnya.
Nah, cara mengatasi agar pengeluaran tak terduga tidak lagi
“merampok” rekeningmu adalah dengan memperhitungkannya
di awal tahu. Estimasikan saja sesuai besaran pengeluaran tak terduga dari tahun
per tahun. Jangan lupa naikkan 5-10%, sebab inflasi pun biasanya meningkat secara periodik.
Lewat cara ini
kamu jadi tahu berapa banyak
uang yang harus kamu sisihkan setiap
bulannya. Lagipula tidak lucu ‘kan
jika upaya menyisihkan uang tiap bulan demi kebutuhan tak terduga
gagal membantumu menghadapi berbagai kejutan finansial?
4. Sesuaikan Waktu Membayar Seluruh Tagihan Dengan Waktu Gajian
Kesalahan
yang sering dilakukan banyak orang adalah tidak membayar tagihan sesuai pemasukan yang mereka dapatkan. Dampaknya, mereka akan
kehilangan perhitungan mengenai berapa yang sesungguhnya mereka hasilkan dan berapa
banyak yang bisa mereka keluarkan. Agar pengeluaranmu kebih tertata hingga kamu tak perlu
lagi khawatir, cobalah sesuaikan waktumu membayar tagihan dengan waktumu menerima uang.
Setiap
kamu menerima uang, langsung tentukan uang tersebut
akan kamu
gunakan untuk keperluan apa. Habis dapat honor mengajar, misalnya. Putuskan apakah uang tersebut untuk
belanja buku, biaya sekolah anak,
atau membayar SKS kuliah buat kamu
yang masih mahasiswa. Patuhi aturan ini
dan tegaslah pada diri sendiri.
Pemasukan tersebut HANYA
BOLEH digunakan untuk pengeluaran yang sudah direncanakan.
Jika kamu disiplin melakukan
ini, tak akan ada
lagi kekagetan saat mengetahui pengeluaranmu tak sebanding dengan pendapatan. Sebab kamu sungguh-sungguh membayar sesuai dengan besaran uang yang kamu terima di rekeningmu.
5. Selalu Gunakan Uang Tunai Untuk Kebutuhan-Kebutuhan Kecil
Sesekali
menggunakan kartu kredit tentu tak
masalah. Terlebih jika menggunakan kartu kredit bisa
memberimu penawaran harga yang lebih murah. Tapi, jangan
biasakan diri terjebak pada praktisnya
menggesek kartu. Kartu kredit hanya
boleh kamu gunakan untuk kebutuhan
yang besaran pengeluarannya
bisa terprediksi. Untuk kebutuhan-kebutuhan kecil, usahakan selalu gunakan uang tunai.
Taktik
ini bertujuan agar kamu tak kehilangan
kendali atas besarnya cicilan kartu kredit yang harus dibayar. Pengeluaran tetap kemungkinan besar akan bisa
tercukupi dari jumlah uang di rekeningmu. Sedang kebutuhan tak terduga
dan kebutuhan kecil lainnya justru
belum tentu. Alih-alih membiarkan dirimu menggunakan kartu kredit, lebih
baik berikan “uang saku mingguan”
yang bisa kamu gunakan untuk membayar
kebutuhan sehari-hari.
6. Ketahuilah Bahwa Uang Tidak Selalu Bisa Menjamin Hidupmu Akan Baik-Baik Saja
Banyak
orang menganggap uang bisa memberikan jaminan dan ketenangan.
Seakan uang adalah juru selamat
yang bisa membawa kita keluar dari
berbagai masalah. Uang jadi kerap
diidentikkan dengan kualitas kehidupan. Semakin banyak uang yang kamu miliki, semakin baik pula kualitas hidupmu. Pun berlaku untuk sebaliknya.
Padahal
hidup bukan cuma soal materi.
Ada hal-hal lain selain tentang uang dan
kekayaan yang terus berputar di sekeliling setiap hari. Banyak
atau sedikit uang, toh kita
tetap bisa patah hati. Kaya atau miskin, kita
tetap punya kesempatan untuk gagal dan kecewa.
Banyak sedikitnya uang yang kamu miliki tidak menjamin
hidupmu akan
terus baik saja.
No comments:
Post a Comment