Tuesday, 16 December 2014

Islam Sebagai Alternatif??



Walau sejak awal pergantian millennium sudah ada perhatian terhadap masalah-masalah kemiskinan dan kebodohan, bahkan sudah pula dicanangkan Millenium Development Goals (MDGs), namun yang namanya kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan  masih terjadi, bahkan lebih parah. Tahun 2008 adalah krisis 3F (Food, Fuel, and Financial). Gejolak moneter dan harga-harga membuat orang bingung, sebagian depresi, gila, dan bahkan ada yang bunuh diri. Semua ini mencerminkan mazab pasar bebas.
Spekulasi di pasar saham dan komoditas terlalu banyak membawa korban hostile take over. Dengan demikian, akar krisis tidak hanya minimnya peralatan yang dapat digunakan untuk mengontrol sector keuangan, melainkan sifat rakus yang berkembang dalam system kapitalis. Dalam system yang dikendalikan oleh keserakahan, fluktuasi dan instabilitas adalah sebuah keniscayaan.
Melihat kenyataan yang ada, makin banyak orang yang percaya bahwa system ekonomi kapitalisme memiliki cacat bawaan, terbukti berbagai krisis melanda system itu secara periodik. Pada saat terjadinya great depression tahun 30-an, GNP Amerika serikat anjlok dari 104 miliar dolar AS Tahun 1929 menjadi 56 miliar dolar AS tahun 1933. Sembilan juta rekening tabungan hilang karena bank-bank runtuh, dan sekitar 30 juta dolar AS asset finansial hilang saat pasar bursa ambruk. Setelah great depression yang terjadi tahun 30-an, resesi global tahun 2008/2009 diperkirakan akan memecahkan rekor resesi terpanjang dan terparah.
Dampak krisis ekonomi global tahun 2008/2009 tidak kalah dahsyatnya. Hingga awal febuari 2009, skema stimulus yang disiapkan sejulah Negara dan institusi  keuangan internasional tercatat mencapai angka 4.301,4 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp 500 triliun. Untuk mengantisipasi kerugian, banyak perusahaan yang melakukan pemotongan gaji karyawan. Melihat begitu rentannya perekonomian global, empat Negara utama di Eropa, yaitu Prancis, Inggris, Jerman, dan Italia menggagas suatu pertemuan yang lebih menyeluruh untuk mengkaji ulang system ekonomi.
Makin seringnya terjadi krisis finansial dan moneter mengundang orang mengkaji kembali keberadaan pasar odal dan pasar uang (Faneli, 1998). Suatu hal yang ganjil, semua orang- termasuk di Negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama islam- hanya berbicara tentang besarnya krisis. Tetapi tidak ada yang membaha lebih dalam apa sesungguhnya pemicu utama yang menimbulkan krisis tersebut. Menurut sebagian pakar, yang sesungguhnya menjadi penyebab adalah dipaksakannya free market liberalization oleh IMF dan World Bank ke seluruh dunia, dan kita ikut tanpa reserve. Padahal, system kapitalis bukanlah system terbaik, sebagaimana yang diagung-agungkan para pendukungnya selama ini. System ini rentan terhadap gejolak dan potensial menimbulkan krisis. Faktanya, system kapitalisme telah menggiring manusia kea rah kemerosotan dan mengembalikan manusia ke zaman kegelapan, kejahiliahan.
Pasar modal dan pasar uang dianggap sebagai actor utama penyebab timbulnya krisis moneter (Sach dan Radelet, 1998). Karena salah satu penyebab krisis adalah lemahnya aturan dalam pasar uang, orang seperti Soros saja berpandangan bahwa adalah keliru pendapat yang mengatakan bahwa pasar uang akan mengatur dirinya sendiri. Untuk itu ia menyerukan perlunya pengaturan yang ketat dalam pasar uang global. Lebih spesifik, Badan Pengawas Bursa Berjangka (Commodities Futures Trading Commission, CFTC)  Amerika Serikat harus memperluas pengawasan terhadap pasar minyak dan komoditas.
Dalam salah satu seminar yang ditata oleh Bank Indonesia Pekanbaru pertengahan tahun 2008, pakar ekonomi Tony Prasetiantono juga menyarankan agar spekulasi agak lebih diawasi, terutama di pasar komoditas. Penulis yang kebetulan ikut menjadi pembicara dengan tegas mengatakan bahwa apa yang disarankan oleh Tony Prasetiantono tidak cukup. Spekulasi tidak sekedar diawasi, melainkan dilarang sama sekali, sebab dampak yang bias ditimbulkannya bias tanpa batas, yang dapat di kategorikan sebagai “crimes against humanity”.
Seringnya terjadi kejahatan keuangan sekaligus menegaskan lemahnya pengawasan sektor keuangan Amerika Serikat. Masa perusahaaan besar Madoff Investment Securities atau Citibank tidak diaudit oleh auditor terpercaya? Apakh badan pengawas pasar modal tidak bekerja? Menurut pakar-pakar ekonomi Islam, persoala sesungguhnya bukan masalah tidak adanya audit atau tidak bekerjanya badan pengaas pasar modal, melainkan terletak dalam system kapitalis itu sendiri, dimana uang bias digunakan untuk menghasilkan uang lewat pasar modal.
Kalau kita perhatikan, semua ini terjadi karena sudah berubahnya fungsi uang. Dalam ajaran filsuf zaman Yunani kuno, juga ajaran Islam dan Kristen, fungsi uang terbatas sebagai alat tukar dan motif berjaga-jaga . Akan tetapi, Sejak era Keynes, uang juga berfungsi sebagai alat spekulasi. Spekulasi dilakukan di commodity market, stock market maupun foreing exchange (valas), dan financial instrument. Sebagai dampak ajaran Keynes, dan semakin berkembangnya pasar finansial dan pasar modal, makin banyak orang menggunakan uang untuk spekulasi di pasar uang dan pasar modal.
Perbuatan memperdagangkan uang dengan uang sudah berabad-abad lalu dilarang dalam islam. Sebagaimana dijelaskan al-Ghazali dalam buku Ihya-Ulumuddin, memperdagangkan uang dengan uang sama artinya dengan memenjarakan uang itu sehingga fungsinya sebagai alat tukar tidak bisa dilakukan dengan baik. Semakin banyak uang yang diperdagangkan, makin sedikit yang bisa digunakan sebagai alat tukar dalam bertransaksi. Sayang, larangan penggunaan uang sebagai alat melakukan spekulasi tidak digubris oleh kaum kapitalis. Orang semakin banyak memainkan uangnya dipasar uang dan pasar modal. Sejak itu, sector moneter tidak lagi terkait dengan sector riil.
Apa akibatnya jika harga sector moneter tidak terkait dengan sector riil? Perekonomian mudah diguncang. Yang jelas, harga saham tidak ditentukan oleh kinerja secara riil, melainkan oleh permintaan dan penawaran. Hal ini potensial mengundang bahaya, sebab permintaan dan penawaran saham bisa direkayasa. Banyak cara untuk merekayasa harga saham, salah satunya melalui insider trading. Melalui insider trading memang terjadi perubahan dalam permintaan atau penawaran, akan tetapi perubahan tersebut bersifat semu, karena dilakukan oleh perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama. Akibat rekayasa dalam permintaan dan penawaran, maka harga saham bisa menggelembung seketika, atau kempes dalam hitungan detik. Oleh karena itu, pasar modal dan pasar uangnyalah yang perlu reformasi. Untuk itu hanya ada satu jalan, yaitu bahwa peran uang harus dikembalikan ke fungsinya semula sebagai alat tukar, bukan alat menciptakan uang.
Saying, peringatan demi peringatan yang diberikan para ulama maupun pakar tidak pernah diindahkan. Ini yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008/2009, yang berawal dari amerika serikat, merembet ke anada, spanyol, irlandia, italia, inggris menyusul jepang, jerman, prancis, dan tentu saja juga Negara-negara kecil lainnnya, tidak terkecuali Indonesia. Pendeknya, krisis ekonomi di amerika serikat telah membuat sengsara seluruh perekonomian dan rakyat di penjuru dunia.
Bahwa semua masyarakat akan terkena dampak jika manusia lari dari ketentuan yang ada dlam al-Quran sudah diperingatkan Allah SWT dalam surat Al-Maidah 5:50, “apakah hokum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hokum Allah bagi orang-orang yang yakin?”. Dalam ayat lain Allah SWT juga mengeluarkan ancaman: “siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” (QS, Thaha 20: 124).
Krisis ekonomi dan keuangan global yang terjadi berulang-ulang di Negara-negara kapitalis mungkin menjadi petunjuk bagi  masyarakat Indonesia, bahkan duni, untuk meninggalkan neo-liberal. Adapun pilihan yang masuk akal dan cerdas menurut pakar-pakar ekonomi islam adalah meninggalkan system bobrok tersebut dan bergerak kearah ekonomi  syariah yang lebih adil. Hal ini tidak hanya diserukan orang-orang islam, tetapi orang-orang non-muslim. Contohnya, Murad Wilfried Hofmann, mantan diplomat Jerman, menyatakan bahwa ‘Islam the alternative’. System ini akan memanusiakan kembali manusia, mengatur dunia ini sesuai dengan fitrah penciptaan manusia serta membawa manusia pada kemuliaannya.

No comments:

Post a Comment