Tuesday, 30 December 2014

Pasar Bebas (2)

2.    KRITIK- KRITIK TERHADAP SISTEM PASAR BEBAS

Sistem ekonomi dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu : ekonomi pasar bebas, ekonomi campuran dan ekonomi perencanaan pusat. Sehingga di permulaan abad ke-20 kebanyakan ahli- ahli ekonomi berkeyakinan bahawa system pasar bebas merupakan system ekonomi yang mewwujudkan kegiatan ekonomi yang paling efisien dan kemakmuran masyarakat yang paling optimum. Pandangan ini dipelopori oleh Adam Smith, yang dikemukakan dalam bukunya yang berjudul : “An Inqury into the nature and causes of the wealth of nations”, yang diterbitkan pada tahun 1776.

Semenjak akhir abad ke-19 telah timbul pandangan yang mengkritik keyakinan tersebut. Kritik dan kesadaran tentang kelemahan-kelemahan system pasar bebas telah mendorong pemerintah untuk melakukan lebih banyak campur tangan dalam kegiatan ekonomi. Kritik yang paling ekstrem terhadap system pasar bebas telah mewwujudkan pemerintah komunis dan system ekonomi perencanaan terpusat. Dalam system pasar bebas setiap kegiatan pelaku ekonomi spenuhnya bebas untuk menentukan jenis barang yang akan mereka hasilkan dan jual. Dalam system perencanaan pusat, penentuan corak kegiatan dan jeniss barang yang akan diproduksikan sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah dan diatur oleh perencanaan pusat. Kegagalan bekas Negara- Negara komunis dlam membangun ekonominya dan keruntuhan system tersebut pada akhir tahun 1980-an dan permulaan tahun 1990-an, membuktikan bahwa system tersebut bukanlah pilihan yang baik untuk menggantikan system pasar.

Pandangan pengkritik- pengkritik lain ke atas efisiensi pasar bebas tidaklah seekstrem seperti golongan yang menyokong penghapusan system pasar bebas dan menggantikannya dengan system perencanaan pusat. Di satu pihak pengkritik-pengkritik ini melihat bahwa system pasar bebas mempunyai beberapa kelemahan yang menimbulkan akibat buruk terhadap efisiensi kegiatan ekonomi dan kesejahteraan khalayak ramai. Akan tetapi di lain pihak disadari pula bahwa system pasar bebas mempunyai ciri yang akan menjamin efisiensi yang tinggi dalam kebanyakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa dan dalam mewwujudkan perkembangan ekonomi. Pandangan seperti ini menyebabkan mereka menyokong adanya campur tangan pemerintah dalam bidang –bidang kegiatan ekonomi dimana system pasar tidak mampu mengaturnya dengan efisien. System ekonomi dimana pada umumnya system pasar bebas tetap diberi kesempatan untuk berfungsi tetapi di bidang-bidang tertentu pemerintah secara aktif mengatur kegiatan ekonomi, dinamakan system ekonomi campuran.

Pasar Bebas

1.      CIRI-CIRI UTAMA SISTEM PASAR BEBAS
  
Lebih dari 2 abad yang lalu Adam Smith telah menerangkan tentang keajaiban invisible hand atau tangan gaib dalam mengatur kegiatan suatu perekonomian. Adam smith mengemukakan suatu pandangan yang pada hakikatnya menyatakan bahwa kegiatan dalam perekonomian tidak perlu diatur oleh pemerintah. Menurut adam smith apabila seorang individu dalam sebuah masyarakat diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang diingini mereka, maka kebebasan ini akan mewujudkan efisiensi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi Negara dan dalam jangka panjang kebebasan tersebut akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Adam Smith memang mengakui bahwapemerintah mempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Tetapi peranannya tersebuat terbatas kepada menyediakan dan mengembangkan infrastruktur dan menjalankan administrasi pemerintahan. Adam Smith berpendapat campur tangan pemerintah yang aktif dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi akan semakin mengurangi efisiensi kegiatan ekonomi. Dengan perkataan lain, menurut Adam Smith apabila pemerintah tidak secara aktif terlibat dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi maka perekonomian tersebut akan dengan sendirinya mengatur dan membuat penyesuaian di dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi. Pengaturan yang bebas dari campur tangan pemerintahtersebut akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien. Dalam analisis ekonomi yang didapati pada masa ini, system ekonomi yang seperti diterangkan oleh adam smith di atas dinamakan system ekonomi pasar bebas. Dalam sistem ekonomi ini kegiatan-kegiatan dalam perekonomian sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar atau invisible hand. Interaksi diantara penjual dan pembeli di pasar (pasar barang dan pasar factor produksi) akan menentukan corak produksi nasional yang akan diwujudkan dan caranya produksi nasional tersebut akan dihasilkan.

Dalam prakteknya tidak satu Negara pun yang kegiatan-kegiatan ekonominya sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar. Apabila diperhatikan corak pengaturan kegiatan ekonomi yang dijalankan diberbagai Negara, satu kesimpulan yang dapat dibuat dari pengamatan itu adalah bahwa sebagian besar Negara di dunia ini mempraktekkan system ekonomi campuran. Ini berarti di kebanyakan Negara kegiatan ekonomi sebagiannya diatur dan ditentukan oleh system pasar, akan tetapi disamping itu- secara langsung dan tidak secara langsung – pemerintah ikut campur didalam berbagai kegiatan ekonomi. Apakah yang menjadi sumber dari kecendrungan ini? Yaitu mengapakah kebanyakan Negara menggunakan system ekonomi pasar bebas di dalam mengatur sebagian besar kegiatan ekonominya? Dan mengapakah pemerintah perlu campur tangan dalam mengatur kegiatan ekonomi dan pada kegiatan-kegiatan tertentu harus pula ikut langsung dalam kegiatan ekonomi?

Sunday, 28 December 2014

Tetap Sukses, di Tengah Hidup yang Semakin Sulit

   Hidup ini sulit, jadi jangan lagi dibuat sulit …

Manusia punya cita-cita dan harapan. Namun kenyataan tak selalu seindah harapan. Dunia semakin berubah menjadi lebih modern, menjadi cepat, praktis dan menjadi lebih ketat persaingannya. Manusia menjadi semakin banyak jumlahnya di bumi yang makin penuh sesak ini. Dan tidak satupun yang ingin hidupnya sulit.

Namun, tanpa disadari justru kita sendiri yang menciptakan kesulitan hidup di masa depan. Banyak hal-hal kecil dan sepele yang kerap anda lakukan, kelak menjadi ‘tabungan masalah’ di masa depan. Jadi, jangan-jangan justru andalah penyebab segala keruwetan di masa depan, bukan orang lain, bukan pula dunia yang makin ribet ini.

Misalnya, malas belajar, malas masuk kuliah, terlalu hobi main game online … tahu-tahu kuliah molor, IPK minim dan susah cari kerja karena ditolak dimana-mana. Mau memperbaiki keadaan, sudah terlambat … masa mau kembali ke masa silam jadi mahasiswa baru lagi?!

Well, stop worrying dan jangan meratapi keadaan … mari kita menghindarinya dengan cara-cara dibawah ini.

1. Buat target/sasaran, tentukan time schedule, dan fokus pada target/sasaran.

Salah kalau hidup ini dibuat mengalir tanpa arah dan tanpa target waktu. Buatlah target/sasaran jangka panjang, lalu turunkan menjadi sasaran jangka menengah sehingga bisa menyusun sasaran jangka pendek. Masing-masing sasaran harus sesuatu yang besar namun logis, kongkret (jangan abstrak), dan dapat diukur indikasi kesuksesannya. Kemudian, kelola hidup anda agar fokus pada target/sasaran anda.

2. Bersiaplah pada kejadian-kejadian yang tak terduga.
Sediakan ruang dalam pikiran dan hidup anda untuk kejadian-kejadian yang tak terduga. Tujuannya agar anda tetap fleksibel atau tidak kaku (misal tahu-tahu diajak teman menjenguk teman anda lainnya yang sedang sakit). Tujuan lainnya adalah agar anda cepat mengelola kekagetan atau shock ketika menemui kenyataan yang tak seindah harapan, atau kejadian-kejadian yang sifatnya bencana. Setelah itu, anda tetap positive, tenang dan dengan sigap mampu mengambil keputusan dan menyusun langkah-langkah baru.

3. Jangan menunda pekerjaan.
Inilah kebiasaan yang paling susah dikendalikan. Semakin anda menunda pekerjaan, maka semakin anda akan menghadapi ketidakpastian dalam waktu yang semakin sempit. Ketika sesuatu sudah berada di luar kemampuan anda, padahal itu wajib anda kerjakan, maka ada 2 kemungkinan yang terjadi. Yaitu, anda lepaskan dengan resiko nilai performa anda buruk di mata orang lain (atasan, rekan kerja, bawahan, guru, dosen, teman, dan lain-lain). Kemungkinan kedua adalah, anda memaksakan diri dengan resiko mengalami stress (berat, sedang, ringan).

Dua-duanya tidak baik untuk anda, karena dua-duanya akan membawa dampak kerugian jangka panjang. Misalnya, nilai mata kuliah jeblok, IPK nge-drop, sehingga susah cari kerja. Atau, nilai mata kuliah dan IPK tinggi, namun kesehatan anda akan nge-drop di usia muda. Contoh lain, performa kerja anda dinilai buruk oleh atasan karena melepaskan tanggung jawab dan pekerjaan karena sudah waktu sudah tidak memungkinkan. Atau anda paksakan diri sehingga hasilnya kinerja dipuji-puji oleh bos/atasan anda tapi perhatian untuk keluarga anda dinomor-duakan.

 4. Jangan terlalu berlebihan dan memaksakan diri.
Di dalam menentukan target/sasaran harus anda sesuaikan dengan karakter dan potensi anda. Betul, mimpi harus setinggi langit. Tapi anda harus tahu kapan harus berjalan pelan dan kapan harus berlari cepat. Tidak mungkin seorang manusia bisa mencapai segalanya dengan tingkat kesuksesan 100%.

Misalnya anda seorang mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi dan kegiatan kreatif lainnya, sementara anda memaksa untuk mencapai IPK minimal 3,9. Padahal kesibukan anda sudah begitu padatnya di kegiatan-kegiatan positif di luar perkuliahan, dan untuk mencapai IPK 3,9 membutuhkan effort yang tak kalah super. Kalau anda paksakan, kemungkinan besar pasti ada hal lain dalam hidup yang terkorbankan. Anda harus bijak dalam menentukan pilihan.

5. Jagalah pikiran dan hidup anda dari godaan-godaan

Ingatlah selalu, hidup ini dipenuhi godaan-godaan yang kelak bisa meruntuhkan hidup anda. Banyak sekali jenis godaan di dunia. Mulai dari yang super fatal (narkoba) sampai dengan ajakan-ajakan teman jalan-jalan ke mall di tengah-tengah ujian akhir.

6. Bijaksana pada keuangan anda
Jangan belanjakan uang dengan menggunakan nafsu dan emosi. Gunakan akal dan pikiran serta sesuaikan dengan target/sasaran yang sudah ditentukan. Jangan pelit, dan jangan berfoya-foya ketika berkelimpahan. Dan jangan lupa bersedekah dengan cerdas dan bijak, serta tanpa mengharap imbalan atau pamrih. Hati-hati, jangan mudah meminjam uang apalagi hanya demi mengejar/membeli barang/kebutuhan yang bukan kebutuhan pokok. Jauhkan diri dari hasrat dan nafsu kemewahan. (baca juga, tips hemat ala mahasiswa)

 7. Jangan melanggar aturan meski tentang hal yang kecil/sepele.

Jangan membenarkan hal-hal yang biasa. Marilah membiasakan hal-hal yang benar. Meskipun itu hal-hal kecil/sepele yang sudah menjadi kebiasaan. Contoh simple-nya, yaitu mencontek PR teman setiap kali mendapat PR dari dosen/guru. Semakin anda melakukannya, maka semakin anda menciptakan ketergantungan kepada orang lain. Akibatnya, semakin jauh diri anda dari kemandirian dan knowledge tersebut. Akibatnya kompetensi anda tidak unggul, dan sulit lolos pada tes rekruitmen tenaga kerja di berbagai perusahaan. Maka, anda telah menciptakan kesulitan hidup di masa depan dengan melakukan membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak benar

8. Jangan lupa bersosialisasi
Ingat, jangan hidup dalam kesendirian. Ketika masalah/problematika datang menerpa, masih ada keluarga, dan masih ada teman untuk berbagi suka dan duka. Dan selalu ada Tuhan tempat kita bersandar.

9. Jangan lupa memulai segala hal dengan berdoa,
tutup dengan rasa syukur. Dan jangan lupa senantiasa mendoakan kedua orang tuanya anda, dan semua orang yang menyayangi anda. Inilah The Power of Syukur & Ikhlas.

Rumus ‘The Power of Success’

Sukses itu pilihan. Apakah sukses itu kaya raya? Bukan. Tidak semata-mata tentang uang. Sukses itu adalah ketika anda berhasil membuat banyak orang bahagia. Untuk bisa membahagiakan keluarga dan banyak orang, maka konsekuensinya anda harus memiliki power untuk berbagi, yaitu ilmu yang berlimpah dan harta benda yang berkecukupan.

            If you are born poor its not your mistake, but if you die poor its your mistake -Bill Gates-
 
Lalu bagaimana Start-nya?

Anda harus Start dengan Mimpi. Anda harus betul-betul memimpikannya.

Kata orang, bermimpilah setinggi langit. Karena bila anda memiliki mimpi setinggi langit, bila belum tercapai anda akan jatuh diantara bintang-bintang.

Bayangkanlah dengan tulus bahwa kelak anda akan menjadi orang sukses. Lakukan terus menerus, sampai betul-betul tumbuh keyakinan pada diri anda. Dan jangan berhenti untuk meningkatkan keyakinan itu. Berdoalah senantiasa …

Ingat, doa dan kualitas pikiran anda saat ini menentukan kualitas hidup anda di masa depan.

Setelah itu semua, Just Do It.

Nah, apabila anda membutuhkan panduan how to do the “just do it” … Anda bisa menggunakan “Rumus” di bawah ini.

[The Power for SUKSES] = [The Power of WOW] x [The Power of KEPEPET] x [The Power of IKHLAS]

Keterangan:

The Power of Wow = Semangat dan komitmen untuk selalu bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja kreatif-inovatif dan belajar sepanjang hayat untuk menampilkan hasil The Best yang memberi kemanfaatan bagi banyak orang. Efeknya mampu membangkitkan apresiasi positif berupa “Wow” dari khalayak luas, serta menginspirasi mereka.

The Power of Kepepet = Menjadi penyuka tantangan (Challenge Lover); Memiliki karakter tidak usah banyak komplain & keluh kesah, hadapi kenyataan dan lakukan sesuatu; Terbiasa berada dalam posisi kepepet, sehingga memunculkan power dan energi baru melebihi batas-batas normal yang tadinya tidak disadari. Efeknya bisa menjadi makin cerdas, makin kreatif, makin inovatif, makin kuat, makin matang, dan sebagainya. (Referensi : Buku berjudul “The Power of Kepepet : Cara Tercepat, Terampuh Jadi Entrepreneur! Dijamin!!!).

The Power of Ikhlas = Tanpa yang satu ini, dua power diatas (sebesar dan sedahsyat apapun) akan berubah menjadi POWERLESS. Ketenangan hati & jiwa hanya bisa dicapai dengan selalu berpikir positif dan doa yang disertai dengan rasa syukur & ikhlas.

Catatan:

Rumus diatas adalah fungsi perkalian, jadi apabila ada satu yang skornya kecil atau bahkan mendekati nol maka hasil akhir perkalian (The Power for Sukses) akan ikut mengecil pula.
Masing-masing dari ketiga faktor nilai maksimalnya bisa sama dengan tak terhingga. Karena kalau anda sudah merasa sukses, justru anda semakin dijauhkan dari sukses itu.
Semoga anda senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan untuk membahagiakan banyak orang di sekitar anda. Amin.

Pendidikan Indonesia Gawat Darurat?! Ah, Pak Menteri ‘bisa aja’

"Apa betul pendidikan Indonesia dalam keadaan gawat darurat?"

Kalau Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar & Menengah RI, Anies Baswedan, baru-baru ini menyebut pendidikan Indonesia dalam keadaan ‘gawat darurat’, maka hal ini merupakan warning yang harus disikapi sangat serius. Meskipun, entah istilah ‘gawat darurat’ ini digunakan untuk menilai buruknya prestasi menteri-menteri sebelumnya, atau pada kenyataannya kondisi pendidikan Indonesia memang sudah kelewat gawat dan genting. Prinsipnya, hal ini harus menjadi kewaspadaan bersama dan interospeksi tingkat nasional.

Terminologi ‘gawat darurat’ pada Standard Operating Procedure (SOP) dalam dunia medis, adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup, alias akan terjadi kerusakan permanen.

Apapun kondisinya, pendidikan Indonesia menjadi seperti saat ini jelas bukan peristiwa yang mendadak, dari yang tidak ada kemudian tahu-tahu menjadi ada. Kondisi saat ini merupakan buah dari proses perjalanan panjang bertahun-tahun lamanya.

Tapi bisa jadi, yang dikatakan Pak Menteri benar adanya. Karena selama ini kita merasa baik-baik saja, namun tiba-tiba tersadar sudah berada dalam kondisi yang parah. Sehingga level warning-nya langsung dipasang pada level gawat darurat, alias membutuhkan pertolongan segera. Ibarat penyakit jantung, yang prosesnya dimulai bertahun-tahun lamanya tanpa menimbulkan rasa sakit apapun, lalu menyerang dengan tiba-tiba. Dan penyakit jantung bisa juga diakibatkan komplikasi penyakit atau permasalahan yang bermacam-macam jenisnya. Rusaknya sistem pendidikan Indonesia bisa juga diakibatkan oleh bobroknya suri tauladan dan berbagai praktek KKN yang menggerogoti selama ini.

Kalau betul pendidikan kita dalam situasi gawat darurat, maka pendidikan Indonesia memerlukan ‘Pertolongan Pertama’. Dalam dunia medis, pertolongan pertama adalah perlakuan sementara yang diberikan sebelum pertolongan definitif dapat diberikan / dilakukan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah.

Sebelum bicara lebih jauh tentang pertolongan pertama apa yang dibutuhkan, mari kita lihat mengapa Pak Menteri sampai menggunakan istilah Gawat Darurat. Berikut beberapa data mengenai hasil buruk yang dicapai dunia pendidikan Indonesia pada beberapa tahun terakhir (dikutip dari www.kompas.com).



Sebanyak 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan.
Nilai rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5. Padahal, nilai standar kompetensi guru adalah 75.
Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve.
Dalam pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50 negara yang diteliti.
Pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study Assessment (PISA), pada tahun 2012. Anies mengatakan, tren kinerja pendidikan Indonesia pada pemetaan PISA pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012, cenderung stagnan.
Indonesia berada di peringkat 103 dunia, negara yang dunia pendidikannya diwarnai aksi suap- menyuap dan pungutan liar. Selain itu, Anies mengatakan, dalam dua bulan terakhir, yaitu pada Oktober hingga November, angka kekerasan yang melibatkan siswa di dalam dan luar sekolah di Indonesia mencapai 230 kasus. Ditambahkan oleh Anies, data-data ini menunjukkan kinerja buruk pemerintah, yang perlu mendapat perhatian serius.
Nah, dari kondisi ‘so far so good’ mendadak disodori 6 kenyataan diatas, wajar bila membuat kening kita berkerut dalam.

Miripkah dengan penyakit jantung yang tiba-tiba datang menyerang? Sebenarnya tidak. Tidak sama sekali.
Peringatan-peringatan serta kegalauan mengenai sistem pendidikan nasional sudah sering disuarakan lantang oleh berbagai kalangan pemerhati dan pelaku pendidikan nasional, misalnya sebagai berikut:

Betapa kurikulum dan model pembelajaran di level pendidikan dasar selama ini memaksa anak-anak SD memasuki sebuah kompetisi dengan target yang begitu membebani kehidupan ceria mereka. (Baca juga, Belajar dari Singapura, Entrepreneurship Bukan Sekedar Teori)
Betapa mereka sudah dijejali dengan hapalan rumus, beban mata pelajaran bahkan prestasi ujian nasional yang fantastis.
Betapa anak-anak SD sejak kelas 1 dan 2 sudah dijejali PR yang diberikan oleh para guru mereka. PR memang penting, tapi tidak untuk dijejalkan kepada mereka. (Baca juga, Etika Mengantri vs Pintar Matematika)
Betapa malunya para guru SD ketika mendapati kenyataan anak-anak didiknya gagal masuk atau diterima di SMP favorit. Akhirnya, lalu memaksakan berbagai strategi khusus yang ujung-ujungnya menjejali siswa/i dengan beban belajar tambahan yang makin berat. Anak-anak SD akhirnya makin terhanyut dalam kompetisi/persaingan antar sekolah.
Betapa para orang tua begitu ketakutan dan dihantui rasa malu ketika anaknya kedapatan duduk di ranking di luar 10 besar, atau bahkan diluar 20 besar di kelasnya.
Betapa bangganya luar biasa orang tua ketika anaknya duduk di peringkat 1, 2 atau 3 di kelas, sehingga tak tahan untuk tak bercerita ke tetangga dan sanak saudara tentang prestasi anaknya. Akibatnya menimbulkan persaingan diantara orang tua. Sekali lagi, persaingan diantara orang tua, yang menimbulkan korban di pihak para anak yang mereka banding-bandingkan prestasinya.
Betapa masa kecil anak-anak SD dihabiskan untuk ikut kursus ini, kursus itu dan kursus segala macam, hanya untuk memastikan ranking-nya di kelas terjaga aman.
Betapa pemaknaan ‘prestasi’ dan penghargaan hanya sebatas prestasi belajar. Sehingga kurang menghargai prestasi soft-skill dan budi pekerti. Perbuatan mulia terhadap sesama yang dilakukan oleh anak-anak SD kurang “diperhitungkan” sebagai sebuah prestasi. Misalnya memberi penghargaan bagi seorang anak yang paling rajin membaca dan selalu tersenyum kepada teman-temannya ketika masuk kelas. Atau, memberi penghargaan kepada anak yang paling rajin membantu teman-temannya yang membutuhkan bantuan. Anak-anak semacam itu seharusnya layak mendapatkan penghargaan “Student of the week”. (baca juga, Belajar dari Bersekolah di Australia)
Dan masih banyak kegalauan lainnya yang diteriakkan selama ini.

Karena warning kali ini disuarakan oleh seorang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru saja dilantik, maka efeknya jauh lebih menggema. Banyak orang terhenyak bangun dari “so far so good”, kemudian tergopoh-gopoh memikirkan dan mencari Pertolongan Pertama terhadap kegawat-daruratan.

Pendidikan adalah kunci utama untuk menghantarkan meledaknya angkatan kerja di Indonesia pada 2025, menjadi sebuah kekuatan bangsa.
Jadi, terima kasih kami ucapkan kepada Pak Menteri yang akhirnya dengan lantang menyuarakan kagalauan selama ini. Lalu, sekarang saatnya Pak Menteri memimpin aksi Pertolongan Pertama terhadap kondisi Gawat Darurat ini. Kita siap bahu membahu untuk keluar dari masalah ini. Tidak ada kata terlambat, kini saatnya kita bergotong-royong.

Kesimpulannya, Pak Menteri kali ini memang benar…

Wahai Para pengejar IPK Tinggi


Apakah IPK adalah faktor sukses masa depan?

Jawabannya : “Ya, betul.”

Dan jawaban yang lebih lengkapnya adalah: “Ya, betul. IPK adalah faktor sukses masa depan nomor sekian.”
Dari obrolan dengan puluhan rekan yang saat ini sudah menduduki posisi manajerial di berbagai industri/perusahaan kelas nasional/internasional, faktor-faktor utama lain yang menduduki peringkat diatas faktor ‘IPK Tinggi’ adalah:

Leadership
Communication skill (dalam bahasa Indonesia dan bahasa internasional/English)
Sales skill
Conflict management skill
Teamwork
Attitude & kemampuan membawa diri
Kejujuran
Kemampuan membangun network & pertemanan
Presentation skill
Project Management Skill
Apa fungsi IPK?

IPK sangat berguna diawal ketika mencari kerja. IPK akan menjadi pertimbangan penting oleh tim rekruitmen pegawai. Setelah itu, pada tes psikologi, tes wawancara, dan kalau sudah diterima kerja, maka perjalanan karir dan kesuksesan seseorang akan sangat tergantung dari 10 aspek diatas.

Pertanyaannya, kalau IPK-nya jeblok apakah bisa sukses? Misalnya IPK dua koma sedikit. Yup, betul sekali, kalau IPK rendah juga akan kepayahan. Kalau IPK serendah itu, akan menggambarkan rendahnya kualitas tanggung jawab mahasiswa terhadap mata kuliah yang diambil, terhadap hidup dan masa depan. Lalu bagaimana nanti akan bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan perusahaan kelak?

Ya, sebaiknya IPK itu minimal 3,0. Jaman sekarang nilai E dan D sudah jarang diobral oleh dosen-dosen di perguruan tinggi. Beda pada jaman dulu, sekitar 20 tahun silam. Seorang mahasiswa bahkan bisa mengulang mata kuliah sampai belasan semester, untuk mendapatkan nilai C.


IPK hampir 4,0 keringat dingin bercucuran waktu presentasi

Ada sebuah cerita dari salah seorang rekan yang saat ini menjadi manajer sebuah industry otomotif terkemuka di Indonesia. “Kita pernah dapat pegawai baru IPK-nya sangat tinggi mendekati 4. Lalu kita beri tugas untuk memimpin tim yang terdiri dari beberapa pegawai yang lebih tua dari dia. Apa yang terjadi? Tidak terjadi komunikasi yang baik antara dia dengan anggota tim, karena dia tidak bisa ‘menundukkan’ rekan-rekan setim. Ketika harus presentasi, keringat dingin bercucuran dari keningnya padahal di dalam ruangan ber-AC yang semua pada kedinginan”.

Selanjutnya, menurut rekan saya tersebut, tak lama kemudian si pegawai baru tersebut tidak meneruskan bekerja di perusahaannya. Cerita dan kisah lain sebenarnya banyak. Seperti pada proses rekruitmen dosen pada sebuah perguruan tinggi, ada pelamar yang memiliki IPK 4,0 lulusan dari sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Yang diterima justru seseorang yang IPK-nya jauh dibawahnya. Karena ketika tes wawancara dan psikologi, si pemilik IPK 4,0 dianggap tidak mampu bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan rekan kerjanya.

Berdasarkan penemuan The Atlantic terhadap dokumen yang dirilis oleh FBI terkait President’s Export Council NeXT tahun 1991, GPA (Grade Point Average) Steve Jobs semasa sekolah hanya 2,65 (nilai tertinggi 4).


Waktu dihabiskan buat menajamkan IPK, mengorbankan waktu mengembangkan softskill

Bagi para mahasiswa yang masih mendewa-dewakan IPK. Waktu dan konsentrasi anda akan habis terserap untuk menajamkan IPK yang sudah tajam. Tiada waktu lagi untuk berorganisasi, bersosialiasisasi, berinteraksi dengan masyarakat. Padahal mahasiswa butuh pengalaman berdiskusi dan berdebat dengan teman-teman dari lain prodi, dari lain jurusan, atau bahkan lain fakultas.

Kurikulum di perguruan tinggi sekarang seharusnya sudah mulai berubah. Mata kuliah softskill dan pengakuan terhadap prestasi di luar akademik harus segera direalisir. Kegiatan internasional juga harus bisa diadopsi/direkognisi di dalam transkrip nilai.

Terlalu terobsesi pada IPK tinggi: Karakter individualistis

Kekuatan masa depan seorang mahasiswa adalah bagaimana dia saat ini bisa membangun network pertemanan sejak masih muda. Kenal dan saling tukar kartu nama tidak cukup untuk membangun keintiman. Harus dilalui dengan melakukan sesuatu bersama-sama sehingga akan muncul perasaan suka-duka bersama yang akan kekal hingga akhir jaman. Organisasi mahasiswa merupakan salah satu peluang untuk membangun pertemanan yang kekal.

So, mulailah segalanya sejak masih muda. Your future will be based on what you are thinking and what you are doing now

MY MIND

Ahad, 28 Desember 2014 pukul 18.30 WITA, terduduk, terdiam memikir hal hal yang entah dimana batasnya, hanya ingin mengungkapkan dengan deretan huruf yang terangkai seperti buket bunga yang indah atau hanya secerca kata tanpa makna.
 
di umurku ke-21 tahun ini banyak pemikiran-pemikiran entah dari mana asalnya merasuk dalam otak yang ukurannya tak mampu untuk menanggung semuany, tapi itu harus, beranjak dewasa kita harus lebih memahami arti sebuah kehidupan. kadang aku berfikir, terdiam melihat segerombolan anak jecil yang tertawa lepas tanpa beban sedikit pun dibenaknya, andaikan masa itu masih dapat ku lalui..
 
di umurku ke-21 ini, tahun terakhir berada di salah satu universitas terkenal di Makassar, berjuta cita-cita bergantung dibenak ku, entah A, B, C, ataupun Z. sebentar lagi memasuki dunia nyata dengan dipenuhi orang-orang egois dalam berkarya, untuk mencari sesuap nasi, satu hal yang ku pegang teguh bahwa setidaknya ada satu kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain.
 
di umurku ke-21 tahun ini, sebentar lagi terlepas dari orang tua, harus jadi mandiri dengan biaya hidup yang harus ditanggung sendiri, bahkan adik-adik pun juga menjadi tanggungan, walaupun saya bisa dikatakan cukup berada dengan kedua orang tua dapat menghasilkan penghidupan, namun ini tak bisa menjadi landasan, saya harus berjuang, moga mendapatkan perjaan yang baik sehingga membahagiakan orang tuaku. sedidaknya itu adalah suatu kebaikan.
 
di umurku ke 21 tahun ini, bentar lagi benda mugil , manis , indah akan terikat di jari manis ku. entah siapa, dan kapan tak ada yang tahu kecuali ALLAH, SWT yang maha tau segalanya. doaku ditiap sujudku hanya berharap diberikan pasangan yang bisa membuatku membangun keluarga yang sakinah, mawadda, warahma. AMIN. dalam hal ini ada satu hal yang selalu ku ingat, orang yang baik akan mendapatkan yang baik pula.
sedikit pikiran telah ku tuangkan dalam rangkaian kata-kata ini, bisa sedikit lega. 
wassalam.

You are my Inspiration

  
    a. thanks for my all friend in campus...



My Father n sister


my younger sister
















b. specially big thanks for my parents :)



TERIMAKASIH....

Ucapan terimakasih tak terhingga pertama-tama untuk ALLAH SWT, yang masih memberiku kesempatan untuk tetap berpijak di bumi ini hingga usiaQ yang saat ini memasuki 21 tahun....

Ucapan terimakasih yang kedua, kuperuntukkan untuk keluargaku tercinta yang tak henti-hentinya mendoakanq dan memberiku support dikala aq sedang lemah...
Maaf atas segala kesalahan yang pernah aku perbuat, kini aq sadar bahwa usia 21 sudah bukan lg masa remaja. dan sekarang aku hanya ngin mempertahankan tawa-tawa kecil yang sempat kalian ukir agar tidak pupus.... dengan tetap "do the best everywhere and everytime"

ucapan terimaksih yang ketiga adalah untuk kawan-kawan seperjuanganq di pendidikan ekonomi khususnya kelas A. Kalian selalu care dan respect ketika diriku berada dalam kegalauan... hehehe


YOU ARE MY ASSET.....

7 Tips Hemat Ala Mahasiswa




Sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi merupakan mahasiswa perantauan. Hal ini mengharuskan mahasiswa untuk pintar-pintar mengatur keuangan yang setiap bulan telah ditetapkan oleh orang tua masing-masing. Kisaran uang saku yang diterima tiap mahasiswa memang berbeda. Namun, persoalannya bukan pada jumlah, melainkan pada manajemen keuangannya. Mahasiswa dengan jumlah uang saku di atas rata-rata juga bisa lho kehabisan uang sebelum saatnya. Berikut ini tips-tips yang sangat cocok untuk mahasiswa terutama mahasiswa perantauan.

1. Bedakan keinginan dan kebutuhan
Mahasiswa seringkali membeli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu ia butuhkan. Misalnya, membeli baju-baju sale di mall, mencoba kuliner-kuliner baru, membeli gadget keluaran terbaru supaya tidak dikira kudet. Hindari yang seperti ini ya. Mahasiswa harus bisa membedakan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang hanya keinginan. Bila perlu buatlah list yang berisi kebutuhan selama periode tertentu (misal: kebutuhan selama satu semester).

2. Membuat batasan
Membuat batasan ini maksudnya adalah membuat batasan pengeluaran untuk diri sendiri. Misalnya, kita membuat batasan pengeluaran untuk makan dalam sehari adalah Rp25.000,-. Maka dalam sehari kita berusaha untuk tidak mengeluarkan lebih dari Rp25.000,- hanya untuk makan. Ini dapat diterapkan untuk keperluan apapun.

3. Membuat daftar kebutuhan
Kalau pada poin pertama membuat daftar kebutuhan selama satu semester, pada poin ini buatlah daftar kebutuhan per bulan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pengeluaran selama satu bulan. Barang yang sudah pasti dibutuhkan selama satu bulan dapat diperkirakan berapa banyak pengeluarannya. Sehingga kita bisa tahu berapa sebenarnya uang yang benar-benar kita butuhkan selama satu bulan.

4. Sisihkan sejumlah uang
Ketika membuat daftar pengeluaran setiap bulan, sisihkan sejumlah uang untuk “berjaga-jaga”. Ini sangat penting untuk mengantisipasi kebutuhan tidak terduga yang dapat muncul sewaktu-waktu. Namanya juga mahasiswa, terkadang dosen memberikan tugas yang mengharuskan kita untuk mengeluarkan sejumlah uang lebih.

5. Bawalah uang pas ketika berbelanja
Saat akan berbelanja membeli kebutuhan, bawalah uang pas. Ini dilakukan untuk menghindari membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Dengan terbatasnya uang yang kita bawa, kita hanya akan membeli barang-barang yang benar-benar kita butuhkan.

6. Berani bilang “Tidak”
Ketika teman-teman mengajak untuk mengunjungi sebuah pameran—yang memunginkan kita untuk lapar mata—sesekali boleh kita menolak ajakan itu. Kalau pun mengiyakan, kita harus mampu menahan hasrat untuk membeli sesuatu di acara pameran tersebut.

7. Cobalah produktif
Menjadi produktif merupakan pilihan tepat untuk mahasiswa. Selain berhemat, mahasiswa juga harus produktif. Dapat dimulai dari hal-hal kecil, misalnya menulis lalu dikirimkan ke media massa. Siapa tahu dimuat lalu mendapatkan sejumlah uang yang cukup untuk menambah tabungan. Berjualan pulsa atau membuka online shop juga bisa menambah pemasukan setiap bulan.

Nah, Itulah tips-tips yang dapat membantu para mahasiswa dalam rangka menghemat pengeluaran. Cukup mudah kan?

Tuesday, 16 December 2014

5 Menit Ritual Pagi Ini Bisa Membuat Harimu Jauh Lebih Baik

Pagi merupakan waktu yang krusial bagi mood seseorang. Sebuah pagi yang menyenangkan akan membuat seseorang menjalani sisa harinya dengan ceria. Namun, dihadang oleh kesibukan dan tekanan stres di pagi hari justru bisa meruntuhkan semangat yang telah dibangun dengan susah payah.

Menciptakan pagi yang mendukung kesuksesan sepanjang hari bukanlah hal yang mudah. Tapi selalu ada cara kok untuk mengakalinya. Kali ini Hipwee akan memaparkan 5 ritual pagi yang bisa kamu lakukan dalam 5 menit. Berbagai hal ini bisa membantumu menjalani hari yang tidak hanya menyenangkan, namun juga produktif.

1.Setelah Bangun, Tersenyumlah!

Selepas kamu membuka mata, tarik ujung bibirmu dan tersenyumlah. Bagi beberapa orang, otomatis tersenyum setelah bangun tidur mungkin terdengar aneh. Kenapa tidak langsung bangkit, mandi, dan mempersiapkan diri? Apa sih signifikansi dari tesenyum?
Walau nampak sederhana, tersenyum adalah cara tercepat dan termudah untuk membangun pondasi perasaan yang baik bagi hari yang akan kamu jalani. Tersenyum saat bangun akan menciptakan sugesti positif dalam otakmu. Kamu akan merasa lebih siap menjalani hari, lebih bersemangat, pun menciptakan rasa syukur atas kesempatan untuk bangkit dari tempat tidur dan kemudian menjalani aktifitas.
Hanya dalam hitungan detik, sebuah senyum bisa menimbulkan energi yang lebih positif pada harimu.

2. Pikirkan Hal yang Paling Membuatmu Bersyukur Selama 1 Menit

Setelah tersenyum dan bangkit, langkah selanjutnya adalah mensyukuri apa yang telah kamu dapatkan di hari lalu dan di hari yang baru. Pikirkan 1 hal yang paling membuatmu bersyukur, resapi rasa syukur tersebut, dan ucapkan terima kasih pada semesta atas kebaikan yang ia berikan padamu.
Bagi kamu yang menunaikan, kamu pun bisa memanjatkan rasa syukur ini lewat doa pada Sang Pencipta. Doa pagi, Salat Dhuha, atau melalui ibadah yang lainnya mungkin. Dengan menyisihkan 5 menit waktumu untuk bersyukur, kamu sebenarnya sedang menempatkan diri pada situasi emosi yang siap untuk diajak menciptakan hari yang lebih produktif. Satu menit bersyukur sudah bisa menciptakan perubahan besar ‘kan?

3. Jauhi Kopi Sebelum Kamu Minum Air Putih

Kandungan kafein dalam kopi memang bisa membuatmu terjaga. Namun tahukah kamu, kafein bekerja seperti selingkuhan yang membuatmu berdebar dan bahagia hanya di awal perkenalan? Setelah beberapa bulan berjalan, kamu akan kembali lelah dan bosan. Energi yang kamu dapatkan dari kopi hanya akan membuatmu bersemangat selama beberapa jam. Setelahnya, energi itu akan hilang tanpa banyak basa-basi.
Sebelum memenuhi tubuhmu dengan asupan kafein, pastikan dulu asupan air bagi tubuhmu terpenuhi. Tubuh kita terdiri dari 70% air, sebab itu penting baginya untuk mendapatkan asupan air yang mencukupi. Setelah bangun tidur, segera ambil gelas dan minumlah minimal segelas air.
Barulah selepas meminum segelas air dan tubuhmu terpenuhi kebutuhan cairannya, kamu boleh menyeduh kopi dan menikmati keharumannya.

4. Gerakkan Tubuhmu Lewat Olahraga Ringan

Selepas bangun, gerakkan tubuhmu lewat berbagai tindak olahraga sederhana. Gak perlu yang ribet dan heboh, dengan berjalan kaki atau melakukan sit up dan push up pun kamu sudah melakukan olahraga yang bermanfaat bagi tubuhmu. Jangan salah, walau hanya lewat gerakan sederhana menggerakkan badan tetap penting lho untuk dilakukan.
Selama tidur, seluruh tubuh kita diistirahatkan sepenuhnya. Lewat olahraga sistem itu akan kembali terbangun dan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tubuh yang sudah dibawa bergerak akan kembali siap mengeluarkan berbagai racun dalam tubuh secara otomatis. Berolahraga juga bisa menciptakan mood dan energi yang lebih positif bagi harimu.

5. Semangati Dirimu Lewat Kalimat Afirmasi

Langkah terakhir untuk menciptakan hari yang menyenangkan adalah dengan mempersiapkan dirimu untuk meraihnya. Bagaimana caranya? Salah satu hal yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengucapkan kalimat afirmasi yang bisa memompa semangatmu. Berdirilah di depan kaca dan ucapkan hal-hal ini:
“Hari ini pasti lebih baik.”
“Aku siap menjalani tantangan hari ini.”
“Aku yakin hari ini keberhasilan akan menyapaku dengan manis.”





Makalah Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan (1)

TEMA : PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
JUDUL : PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI DAN PEMERATAAN PENDAPATAN DI INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah
Bagi masyarakat awam, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu penting. Ini karena bagi mereka yang terpenting apakah kehidupan sudah beranjak, misalnya, tidak miskin lagi alias lebih makmur dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Tidak pernah menjadi risau ketika pertumbuhan ekonomi yang dicapai itu salah sasaran alias hanya dinikmati oleh kelompok tertentu. Ini karena adanya distribusi yang tidak merata. Atau bahkan ada anggapan bahwa ketimpangan perolehan kekayaan yang bermuara pada kemiskinan hanya dinilai sebagai kondisi sementara. Yang penting, indikator makro di atas kertas selalu menunjukkan performa bagus.
Tetapi pemberantasan kemiskinan sebenarnya justru merupakan kondisi penting atau syarat yang harus diadakan guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Bagaimana pun, bertambahnya penduduk miskin mendorong taraf hidup yang rendah, sehingga akan menurunkan produktivitas mereka yang pada gilirannya ekonomi nasional menurun dan akhirnya mendorong melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Padahal, kalau strategi ditekankan pada pemerataan pendapatan dan pengurangan angka kemiskinan, maka taraf hidup masyarakat secara keseluruhan akan meningkat, sehingga mendorong permintaan barang primer dan sekunder yang dapat dihasilkan oleh perekonomian nasional.
Ini pada gilirannya menunjang makin melajunya pertumbuhan ekonomi melalui kenaikan permintaan barang lokal dari hasil produksi industri lokal, selanjutnya mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi. Bandingkan jika kenaikan pendapatan hanya terjadi pada si kaya dan yang miskin tetap miskin atau justru bertambah miskin, maka golongan kaya akan mengonsumsi barang tersier yang umumnya merupakan barang impor.
Jika kesenjangan pendapatan terus berlangsung, maka akan tercipta disinsentif material dan psikologis yang pada gilirannya menghambat kemajuan ekonomi. Padahal, sudah pasti pemerintah bersusah payah melakukan serangkaian strategi guna menyajikan kemakmuran masyarakat.
Karena itu, strategi pembangunan yang terlalu mengagungkan pertumbuhan ekonomi dan kurang penekanan pemerataan pendapatan dan pengurangan angka kemiskinan perlu dipikir ulang. Ini karena pemerataan pendapatan adalah suatu alat yang efektif untuk pemberantasan kemiskinan yang merupakan tujuan utama dari pembangunan ekonomi.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang akan kami bahas, antara lain sebagai berikut :
a      1.Ciri-ciri dan ukuran pertumbuhan ekonomi
          2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
c     3. Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi
d     4. Ketidakmerataan distribusi pendapatan
e     5. Upaya mengatasi pengangguran dan kemiskinan

BAB II
PEMBAHASAN


1.    PERTUMBUHAN EKONOMI
A.  Definisi
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi dalam bahasa inggris diistilahkan dengan economic growth mengandung pengertian proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun.
Model pembangunan yang dilakukan Indonesia pada masa awal orde baru diprioritaskan pada pertumbuhan ekonomi. Tujuannya adalah untuk mengatrol kondisi ekonomi yang sedang jatuh pada masa itu. Cara yang paling cepat adalah dengan cara konglomerasi yaitu mendorong peningkatan investasi dan pembangunan dengan padat modal. Sedangkan prioritas kedua adalah pada stabilisasi, karena tanpa adanya stabilisasi maka pembangunan tidak akan berlangsung dengan baik. Itulah sebabnya mengapa pemerintah Indonesia pada masa itu menetapkan stabilisasi sebagai salah prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Sedangkan pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya justru menjadi prioritas ketiga.

B.  Ciri-ciri dan Ukuran pertumbuhan ekonomi
1)     Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama. Penurunan produktivitas itu disebut hasil (per unit masukan) yang menurun (diminshing returns). Hasil (per unit masukan) yang berkurang dapat terjadi jika stok modal suatu bangsa bertumbuh lebih lamban dari angkatan kerjanya.
2)     Kenaikan modal fisik
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Adalah mudah untuk melihat bagaimana modal menyediakan jasa secara langsung.
3)        Kenaikan modal SDM
Perusahaan dapat melakukan investasi dalam modal SDM melalui pelatihan d tempat kerja (on the job training). Pemerintah melakukan investasi dalam modal SDM dengan melakukan program-program untuk menyediakan kesehatan dan memberikan pelatihan kerja dan pendidikan sekolah.
4)     Kenaikan produktivitas
Pertumbuhan yang tidak dapat dijelaskan oleh kenaikan kuantitas masukan dapat dijelaskan hanya dengan kenaikan produktivitas masukan tersebut – setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor temasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.
Apakah yang menjadi alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara? Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1)   Produk Domestik Bruto PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2)   PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita PDB per kapita merupakan ukuran yang lebih tepat karean telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
3)   Pendapatan Per jam Kerja Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama
C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
1)   Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2)   Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3)   Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4)   Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5)   Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya
D.  Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut
1)   Sumber-sumber Alam. Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.
2)   Sumber-sumber Tenaga Kerja. Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat rendah.
3)   Kualitas Tenaga Kerja. Kualitas tenaga kerja yang rendah negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.
4)   Akumulasi Kapital. Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal sangat penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.
 
1.    DISTRIBUSI DAN PEMERATAAN PENDAPATAN
A.  Definisi distribusi pendapatan
Pada umumnya ada 3 macam indikator distribusi pendapatan yang sering digunakan dalam penelitian. Pertama, indikator distribusi pendapatan perorangan. Kedua, kurva Lorenz. Ketiga, koefisien gini. Masing-masing indikator tersebut mempunyai relasi satu sama lainnya. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin besar ketimpangan distribusi pendapatannya. Begitu juga sebaliknya, semakin berimpit kurva Lorenz dengan garis diagonal, semakin merata distribusi pendapatan. Sedangkan untuk koefisien gini, semakin kecil nilainya, menunjukkan distribusi yang lebih merata. Demikian juga sebaliknya. Kuznets (1995) dalam penelitiannya di negara-negara maju berpendapat bahwa pada tahap-tahap pertumbuhan awal, distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun pada tahap-tahap berikutnya hal itu akan membaik. Penelitian inilah yang kemudian dikenal secara luas sebagai konsep kurva Kuznets U terbalik. Sementara itu menurut Oshima (1992) bahwa negara-negara Asia nampaknya mengikuti kurva Kuznets dalam kesejahteraan pendapatan. Ardani (1992) mengemukakan bahwa kesenjangan/ketimpangan antar daerah merupakan konsekuensi logis pembangunan dan merupakan suatu tahap perubahan dalam pembangunan itu sendiri.
1)   Distribusi ukuran
Distribusi ukuran adalah besar atau kecilnya pendapatan yang diterima masing-masing orang. Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indikator yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Yang diperhatikan di sini adalah seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan. Berdasarkan pendapatan tersebut, lalu dikelompokkan menjadi lima kelompok, biasa disebut kuintil (quintiles) atau sepuluh kelompok yang disebut desil (decile) sesuai dengan tingkat pendapatan mereka, kemudian menetapkan proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya dihitung berapa % dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing kelompok, dan bertolak dari perhitungan ini mereka langsung memperkirakan tingkat pemerataan atau tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di masyarakat atau negara yang bersangkutan.
2)   Kurva lorenz
Sumbu horizontal menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati populasi atau kelompok terendah (penduduk yang paling miskin) yang jumlahnya meliputi 20 persen dari jumlah total penduduk. Pada titik 60 terdapat 60 persen kelompok bawah, demikian seterusnya sampai pada sumbu yang paling ujung yang meliputi 100 persen atau seluruh populasi atau jumlah penduduk. Sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu tersebut juga berakhir pada titik 100 persen, sehingga kedua sumbu (vertikal dan horisontal) sama panjangnya. GAMBAR KURVA LORENZ Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah penerimanya (persentase penduduk yang menerima pendapatan itu terdapat total penduduk atau populasi). Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50 persen pendapatan yang tepat didistribusikan untuk 50 persen dari jumlah penduduk. Titik yang terletak pada posisi tiga perempat garis diagonal melambangkan 75 persen pendapatan nasional yang didistribusikan kepada 75 persen dari jumlah penduduk. Garis diagonal merupakan garis "pemerataan sempurna" (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan. Persentase pendapatan yang ditunjukkan oleh titik-titik di sepanjang garis diagonal tersebut persis sama dengan persentase penduduk penerimanya terhadap total penduduk. Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif actual antara persentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dari total penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan selama, misalnya, satu tahun. Sumbu horisontal dan sumbu vertikal dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama; sumbu vertikal mewakili kelompok atau kategori (jumlah-jumlah) pendapatan, sedangkan sumbu yang horisontal melambangkan kelompok-kelompok penduduk atau rumah tangga yang menerima masing-masing dari kesepuluh kelompok pendapatan tersebut. Titik A menunjukkan bahwa 10 persen kelompok terbawah (termiskin) dari total penduduk hanya menerima 1,8 persen total pendapatan (pendapatan nasional). Titik B menunjukkan bahwa 20 persen kelompok terbawah yang hanya menerima 5 persen dari total pendapatan, demikian seterusnya bagi masing-masing 8 kelompok lainnya. Perhatikanlah bahwa titik tengah, menunjukkan 50 persen penduduk hanya menerima 19,8 persen dari total pendapatan.
3)   Indeks atau rasio gini
Adalah suatu koefesien yang berkisar dari angka 0 sampai 1 menjelaskan kadar kemertaan distribusi pendapatan nasional. Semakin  kecil koefesiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Dipihak lain, koefesien yang kian besar mengisyaratkan yang kian timpang atau senjang.
4)   Kriteria bank dunia
Didasarkan pada porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk yakni 40% penduduk berpendapatan terendah, 40% penduduk berpendapatan menengah, 20% penduduk berpendapatan tertinggi. Ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi dinyatakan parah apabila 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati dari 12% pendapatan nasional. Ketidakmerataan dianggap sedang bila 40% penduduk termiskin menikmati 12 hingga 17% pendapatan nasional. Sedangkan 40% penduduk yang berpendapatan terendah menikmati lebih dari 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan dan kesenjangan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dianggap cukup merata.
B.  Ketidakmerataan distribusi pendapatan
1)      Ketidakmerataan pendapatan nasional       
Distribusi atau pembagian pendapatan antarlapis pendapatan masyarakat dapat ditelaah dengan mengamati perkembangan angka-angka rasio gini. Koefesien gini itu sendiri, perlu dicatat, bukanlah merupakan indicator paling ideal tentang ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapis. Namun setidak-tidaknya ia cukup memberikan gambaran mengenai kecendrungan umum dalam pola pembagian pendapatan.
2)      Ketidakmerataan pendapatan spasial.
Ketidakmerataan distribusi antarlapisan masyarakat bukan saja berlangsung secara nasional. Akan tetapi hal itu dapat terjadi secara spasial. Di Indonesia pembagian pendapatan relative lebih merata didaerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Dibandingkan rasio gini antara desa dan kota untuk tahun-tahun yang sama, koefesien lebih rendah untuk daerah pedesaan.
3)      Ketidakmerataan pendapatan regional
Secara regional atau antarwilayah, berlangsung pula ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlaisan masyarakat. Bukan hanya itu, diantara wilayah-wilayah di Indonesia bahkan terdapat ketidakmerataan tingkat pendapatan itu sendiri. Jadi dalam perspektif antarwilayah, ketidakmerataan terjadi baik dalam hal tingkat pendapatan masyarakat antar wilayah yang satu dengan yang lain, maupun dalam hal distribusi pendapatan dikalangan penduduk masing-masing wilayah.

1.    PENGANGGURAN
a.    Definisi
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

b.   Jenis dan macam pengangguran
1). Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
·       Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
·       Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·       Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2). Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
·       Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
·       Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
·       Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.    Akibat permintaan berkurang
2.    Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.    Akibat kebijakan pemerintah
·       Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
·       Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
·       Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
·       Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
c.    Akibat pengangguran
Ø Bagi perekonomian negara
1.    Penurunan pendapatan perkapita.
2.    Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3.    Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Ø Bagi masyarakat
1.    Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2.    Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
3.    Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

2.    KEMISKINAN
A.  Definisi kemiskinan
1)   Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
2)   Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
3)   Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
4)   Menurut Sutrisno (1993), ada dua sudut pandang dalam memahami substansi kemiskinan di Indonesia. Pertama adalah kelompok pakar dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengikuti pikiran kelompok agrarian populism, bahwa kemiskinan itu hakekatnya, adalah masalah campur tangan yang terlalu luas dari negara dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat pedesaan. Dalam pandangan ini, orang miskin mampu membangun diri mereka sendiri apabila pemerintah memberi kebebasan bagi kelompok itu untuk mengatur diri mereka sendiri. Kedua, kelompok para pejabat, yang melihat inti dari masalah kemiskinan sebagai masalah budaya. Orang menjadi miskin karena tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak meiliki jiwa wiraswasta, dan pendidikannya rendah. Disamping itu, kemiskinan juga terkait dengan kualitas sumberdaya manusia. Berbagai sudut pandang tentang kemiskinan di Indonesia dalam memahami kemiskinan pada dasarnya merupakan upaya orang luar untuk memahami tentang kemiskinan. Hingga saat ini belum ada yang mengkaji masalah kemiskinan dari sudut pandang kelompok miskin itu sendiri.
5)   Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
6)   Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
7)   Menurut Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
8)   Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna. Dengan beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
9)   Specker (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
a)    kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal.
b)   gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
c)    risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,
d)   kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
e)    kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,  ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik.
B.  Ukuran kemiskinan
1)      Kemiskinan Absolut Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu:
a)      Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b)      Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2)      Kemiskinan Relatif            
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
C.  Faktor-faktor penyebab kemiskinan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
1)   Tingkat kemiskinan cukup banyak.
2)   Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja ).
3)   Tingkat inflasi.
4)   Tinggat Investasi.
5)   Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
6)   Tingkat dan jenis pendidikan.
7)   Etos kerja dan motivasi pekerja.

3.      UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN
v Upaya Mengatasi Pengangguran
Untuk dapat mengatasi masalah penganguran, hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja.
2. Memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan tenaga kerja ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan tenaga kerja.
3. Memberikan informasi yang cepat jika ada lowongan pekerjaan disektor lain.
4. Melakukan pelatihan dibidang keterampilan lain,untuk memanfaatkan waktu hingga misum tertentu.
5. Mendirikan industri padat karya.
6. Mengintensifkan program keluarga berencana.
7. Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri.
8. Mendorong majunya pendidikan.
9. Meningkatkan latihan kerja.
10. Mengadakan program transmigrasi.
11. Memberikan kemudahan pada investor baru untuk mendirikan industri baru.
v Upaya Mengatasi Kemiskinan
a.    Pembangunan Sektor Pertanian : Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
b.    Pembangunan Sumber Daya manusia : Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langkah yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah.
c.    Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat : Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.

BAB III
PENUTUP

 
                  KESIMPULAN
1)   Pembangunan itu harus berarti pembangunan manusia seutuhnya, bukan pembangunan dalam arti fisik saja (bangunan, jalan, bendungan dan lain sebagainya). Pembangunan harus dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
2)   Efektifitas dan efisiensi penggunaan dana pendidikan dan kesehatan harus dapat dipertanggungjawabkan. Pemerintah harus tegas menindak penyelewengan yang terjadi. Penggunaan dana yang efisien dan efektif akan semakin meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang produktif. Sumber daya manusia yang produktif menghantarkan negara pada keunggulan komparatif sehingga mampu bersaing di dunia internasional.
3)   Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia. 
4)   Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Karena pengangguran memberikan dampak negatif langsung bagi perekonomian, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan nasional yang akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi pengangguran, jika kita serius dan terus berusaha untuk mengatasi pengangguran dengan melihat penyebab terjadinya pengangguran tersebut.